Hot NewsIlmu PengetahuanPendidikanPopular News

H. Pallawagau, S.Pd: Sosok Pejuang Pendidikan dari Ujung Selatan Kalimantan Selatan.

KOTABARU, SP – Di balik gemuruh ombak dan terpencilnya letak Pulau Sembilan, berdiri tegak sosok pendidik tangguh yang layak disebut sebagai pejuang pendidikan sejati. Dialah H. Pallawagau, S.Pd, Kepala SMAN 1 Pulau Sembilan Kotabaru, Kalimantan Selatan. Sejak diangkat secara definitif sebagai kepala sekolah, pria bersahaja ini berhasil membangkitkan semangat belajar masyarakat di wilayah kepulauan yang sebelumnya kurang mendapat perhatian dalam dunia pendidikan.

Kepemimpinan H. Pallawagau bukan hanya sekadar administratif. Ia adalah inspirasi, penggerak perubahan, dan penyalur harapan bagi generasi muda Pulau Sembilan. Tidak mudah membangun dan merintis sebuah SMA di daerah yang aksesnya begitu terbatas. Namun, berkat dedikasi dan semangat pantang menyerah, SMAN 1 Pulau Sembilan kini menjadi simbol kemajuan pendidikan di daerah tersebut dan sudah menjadi Sekolah Penggerak.

“Dulu banyak anak-anak yang putus sekolah karena setalah tamat SD atau SMP langsung menjadi nelayan mengikuti orangtuanya sebagai nelayan sehingga  tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA, karena kesadaran akan pentingnya pendidikan yang masih rendah” ujar H. Pallawagau dalam wawancara eksklusif dengan (SP) di selah-selah kegiatannya mengikuti Bimtek di Hotel Aria Barito banjarmasin, Rabu 23 April 2025.” Saya berpikir, jika pendidikan bisa dibawa lebih dekat ke masyarakat, maka satu penghalang besar telah kita lewati.”

Perjuangan Merintis untuk Mendirikan SMAN 1 Pulau Sembilan

Tidak ada perjuangan yang mudah, apalagi jika berbicara soal mendirikan lembaga pendidikan di kawasan terpencil seperti Pulau Sembilan. H. Pallawagau harus menempuh perjalanan laut selama 8 hingga 10 jam menuju Batulicin dengan kapal perintis yang hanya tersedia seminggu sekali. Bila kapal tersebut tidak beroperasi, alternatif satu-satunya adalah menumpang kapal nelayan pengangkut ikan dengan waktu tempuh lebih lama. Dari Batulicin, perjalanan masih harus dilanjutkan ke Banjarbaru, tempat kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan berada, yang memakan waktu sekitar 6 hingga 7 jam.

Meski melelahkan, H. Pallawagau tidak pernah surut semangat, Kadang-kadang harus menginap di Batulicin 2 atau 3 hari sambil menunggu Kapal datang.  Berkali-kali ia menempuh rute berat itu demi mengurus perizinan, sarana prasarana, hingga pengusulan pengadaan tenaga pendidik. Semua itu ia lakukan dengan satu tujuan: menyediakan akses pendidikan yang layak bagi masyarakat Pulau Sembilan.

Menggerakkan Kesadaran Kolektif

Gebrakan pertama yang dilakukan H. Pallawagau setelah diangkat sebagai kepala sekolah adalah menyosialisasikan pentingnya pendidikan kepada masyarakat. Ia tidak hanya berbicara di sekolah, tetapi juga menyambangi rumah-rumah warga, berdialog dengan tokoh masyarakat dan agama, serta memanfaatkan momen-momen pertemuan warga untuk menyampaikan pentingnya pendidikan bagi masa depan anak-anak Pulau Sembilan.

“Pendidikan adalah jalan menuju kemerdekaan sesungguhnya,” ungkapnya. “Saya ingin anak-anak di sini punya kesempatan yang sama seperti mereka yang tinggal di kota.”

Dengan pendekatan persuasif dan konsisten, masyarakat mulai menyadari pentingnya menyekolahkan anak mereka hingga SMA. Lambat laun, jumlah peserta didik meningkat, dan SMAN 1 Pulau Sembilan pun berkembang menjadi sekolah yang tidak hanya diminati warga lokal, tetapi juga dari pulau-pulau tetangga, dan yang lebih membanggakan alumninya sudah ada yang kembali mengabdi sebagai tenaga pengajar di sekolah tersebut setelah menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi salah satunya Universitas Negeri makassar, UNHAS Makassar, UNISULBAR, dan juga sebagian di ULM dan politeknik di batulicin. Begitu juga alumnimnya ada yang sudah menjadi Polisi dan kembali ditempatkan di Pulau Sembilan. Semua ini menjadi motivasi tersendiri yang langsung dilihat dan disaksikan oleh masyarakat setempat.

Prestasi dan Terobosan

Di bawah kepemimpinannya, SMAN 1 Pulau Sembilan mencatat berbagai prestasi. Tidak hanya dalam bidang akademik, tetapi juga ekstrakurikuler seperti olahraga, seni, dan literasi. Sekolah ini bahkan berhasil mengirimkan siswa untuk mengikuti berbagai lomba tingkat provinsi meskipun dengan keterbatasan dana dan akses.

Salah satu gebrakan inovatif H. Pallawagau adalah menggandeng pihak ketiga untuk mendukung pengembangan sekolah. Ia menjalin kerja sama dengan universitas, lembaga pelatihan, serta organisasi sosial untuk memberikan pelatihan dan penguatan kapasitas guru dan siswa.

Tak hanya itu, ia juga aktif mendorong digitalisasi sekolah meski tantangan infrastruktur masih menjadi hambatan besar karena masih sangat sulit akses internet di daerah tersebut, ditambah lagi PLN baru menyalakan lampu pada malam hari sedangkan  siang hari tidakada fasilitas PLN. Akhirnya disiasati dengan mengguanakan Genset siang hari itupun jika ada keperluan mendesak dan juga menggunakan panel surya. Dengan semangat gotong royong, ia bersama para guru mengusahakan perangkat komputer dan jaringan internet sederhana agar siswa tetap bisa mengenal teknologi informasi, walaupun jaringan internet yang sangat terbatas.

Keteladanan dalam Kepemimpinan

H. Pallawagau adalah pemimpin yang memberi contoh nyata. Ia selalu hadir lebih awal di sekolah, mendampingi proses belajar-mengajar, bahkan turun langsung membantu kegiatan kebersihan sekolah. Keteladanan ini menular pada para guru dan siswa, yang merasa terinspirasi untuk ikut memberikan kontribusi terbaik.

Dalam banyak kesempatan, ia menekankan bahwa pendidikan tidak semata-mata soal nilai dan ijazah, tetapi tentang membentuk karakter, membangun mimpi, dan mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Itulah yang menjadi roh dalam setiap langkahnya membangun SMAN 1 Pulau Sembilan.

Penghargaan dan Pengakuan

Atas dedikasi dan kontribusinya, H. Pallawagau layak mendapat perhatian dari berbagai pihak. Mestinya  pejabat dan tokoh pendidikan dapat memberikan apresiasi terhadap perjuangan beliau. Bahkan, kisahnya bisa menjadi inspirasi dalam forum-forum pendidikan tingkat kabupaten dan provinsi bahkan Nasional

Namun bagi H. Pallawagau, penghargaan terbesar adalah melihat anak-anak Pulau Sembilan melanjutkan pendidikan, meraih prestasi, dan mampu mengangkat derajat keluarga serta daerah mereka.

“Saya tidak ingin dikenang karena jabatan, tapi karena manfaat yang bisa saya berikan,” ujarnya dengan rendah hati.

Menatap Masa Depan

Kini, SMAN 1 Pulau Sembilan terus berkembang dengan Jumlah siswa 214 dan jumlah Guru ASN dan Honorere sebanyak 26 orang. sekolah ini masih memerlukan Pagar keliling demi keamanan fasilitas disekolahntersebut, yang sampai saat ini belum memiliki Pagar dan  sarana belajar masih perlu ditingkatkan, dan jejaring pendukung pendidikan masih harus menjadi perhatian Dinas pendidikan dan Kebudayaan Kalsel. Perjuangan belum selesai. Masih banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama terkait peningkatan mutu dan keberlanjutan akses pendidikan.

Dengan semangat yang tak pernah padam, H. Pallawagau terus melangkah. Ia percaya, bahwa pendidikan adalah kunci untuk membuka masa depan yang lebih cerah, dan setiap anak berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk meraihnya. Dalam sosoknya, kita belajar bahwa ketulusan, kerja keras, dan komitmen terhadap perubahan mampu menembus batas geografis, bahkan merubah nasib suatu daerah. H. Pallawagau, S.Pd bukan hanya kepala sekolah—beliau adalah cahaya harapan bagi Pulau Sembilan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *