Ilmu PengetahuanNewsPendidikanPopular NewsTOP STORIES

Menakar Peluang Husnul Hatimah, SH, MH: Staf Ahli Gubernur Menuju Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan

Oleh: Dr. Drs. H. Syahrir, MM (Kepala SMKN 5 Banjarmasin/Pemerhati Pendidikan)

Dalam dunia birokrasi, khususnya di lingkungan pemerintahan daerah, sosok pemimpin yang berintegritas, visioner, dan mampu menjawab tantangan zaman sangat diperlukan untuk menjamin keberlangsungan pembangunan daerah, terutama di sektor pendidikan. Salah satu nama yang akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat di kalangan pemerhati pendidikan dan birokrat Kalimantan Selatan adalah Husnul Hatimah, SH, MH, yang saat ini menjabat sebagai Staf Ahli Gubernur Kalimantan Selatan.

       Nama beliau mencuat sebagai salah satu kandidat kuat yang digadang-gadang akan menempati posisi strategis sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan. Isu ini mencuat seiring adanya undangan menghadiri pelaksanaan uji Kompetensi dalam Rangka Mutasi/Rotasi jabatan tinggi Pratama dilingkungan Pemrov.Kalsel serta meningkatnya perhatian terhadap kualitas sumber daya manusia di daerah, serta peran penting Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam membangun pondasi peradaban daerah melalui jalur pendidikan.

Momen Penting: Pengukuhan dan Pelepasan Siswa SMK YPT Banjarmasin

        Salah satu momen yang mengukuhkan posisi Husnul Hatimah sebagai sosok yang layak diperhitungkan dalam bursa jabatan tersebut adalah kehadirannya mewakili Gubernur Kalimantan Selatan dalam acara Pengukuhan dan Pelepasan Siswa SMK YPT Banjarmasin pada tanggal 10 Mei 2025. Dalam acara yang penuh khidmat dan semarak tersebut, beliau menyampaikan sambutan yang tidak hanya menyentuh hati, tetapi juga sarat akan makna dan pandangan strategis tentang arah pendidikan di Kalimantan Selatan.

        Dalam sambutannya, Husnul Hatimah menegaskan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam rangka menyiapkan generasi muda Indonesia yang kompetitif, adaptif, dan berdaya saing global. Beliau menekankan bahwa dunia saat ini tidak hanya membutuhkan individu yang cerdas secara akademis, tetapi juga yang memiliki soft skill yang mumpuni—kemampuan komunikasi, kepemimpinan, kerja sama tim, serta etika kerja yang baik.

“Kompetensi akademik memang penting, namun di era sekarang ini, keberhasilan seseorang dalam dunia kerja dan kehidupan sosial juga sangat ditentukan oleh kecakapan hidup atau life skills. Kita harus mempersiapkan lulusan-lulusan yang tidak hanya pintar, tapi juga punya empati, punya integritas, dan mampu beradaptasi dengan perubahan yang sangat cepat,” ujar Husnul Hatimah di hadapan para siswa, guru, orang tua, dan tamu undangan.

Gaya Kepemimpinan yang Mencerminkan Kesiapan

       Dalam beberapa tahun terakhir, Husnul Hatimah dikenal sebagai figur yang konsisten mengangkat isu-isu strategis terkait pembangunan manusia dan pendidikan. Sebagai Staf Ahli Gubernur, beliau seringkali menjadi jembatan komunikasi antara pemangku kebijakan dan stakeholder pendidikan, mulai dari sekolah, komunitas pendidikan, hingga organisasi kemasyarakatan.

         Gaya kepemimpinan beliau cenderung inklusif dan partisipatif. Ia tidak segan berdialog langsung dengan masyarakat dan mendengarkan masukan dari lapangan. Hal ini membuatnya cukup populer, terutama di kalangan tenaga pendidik dan pelajar. Track record ini menjadi nilai lebih apabila beliau benar-benar dipertimbangkan untuk menduduki jabatan sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan.

Sebagai seorang perempuan yang telah malang melintang di dunia pemerintahan, Husnul Hatimah juga menjadi simbol kemajuan dan pemberdayaan perempuan di daerah. Kepiawaiannya dalam membangun narasi kebijakan publik, ditambah latar belakang pendidikan hukum yang kuat, menjadikannya sosok yang memahami kompleksitas regulasi serta dinamika birokrasi.

Tantangan Dunia Pendidikan Kalimantan Selatan

          Sektor pendidikan di Kalimantan Selatan menghadapi berbagai tantangan yang tidak ringan. Masih adanya ketimpangan kualitas pendidikan antar daerah, kurangnya fasilitas belajar yang memadai di wilayah terpencil, hingga tantangan digitalisasi pendidikan yang belum merata, semuanya menjadi pekerjaan rumah besar bagi Kepala Dinas Pendidikan yang akan datang.

         Lebih dari itu, dinamika sosial ekonomi yang terus berubah menuntut adanya kebijakan pendidikan yang lincah, adaptif, dan berpihak pada kemajuan peserta didik. Dalam konteks ini, figur seperti Husnul Hatimah yang telah terbiasa berpikir strategis dan memiliki jejaring kuat lintas sektor, sangat dibutuhkan untuk mengarahkan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan agar mampu bertransformasi dan melakukan lompatan-lompatan besar.

Soft Skill: Visi Masa Depan Pendidikan

         Dalam sambutannya saat pengukuhan dan perpisahan siswa SMK YPT Banjarmasin, Husnul Hatimah berulang kali menyuarakan pentingnya soft skill. Hal ini sejalan dengan paradigma pendidikan modern yang tidak hanya menekankan pada output akademik semata, tetapi juga pada pembentukan karakter, sikap, dan nilai-nilai yang akan membentuk pribadi-pribadi unggul.

“Apalah artinya nilai ujian yang tinggi jika tidak disertai dengan karakter yang baik. Kita ingin lulusan kita menjadi insan yang tidak hanya cerdas, tapi juga bijaksana. Kita ingin mereka menjadi pemimpin masa depan yang tahu bagaimana berkomunikasi, menyelesaikan konflik, dan bekerja sama,” ucap beliau.

        Pandangan ini menunjukkan bahwa beliau memiliki visi yang holistik tentang pendidikan. Bukan hanya soal kurikulum dan anggaran, tapi juga menyentuh aspek psikologis, sosial, dan kultural dari pendidikan itu sendiri. Sebuah pendekatan yang diperlukan untuk menghadapi revolusi industri 5.0 dan gelombang perubahan sosial yang masif.

Dukungan dari Berbagai Kalangan

         Seiring dengan mencuatnya nama beliau sebagai calon kuat Kepala Dinas Pendidikan, sejumlah tokoh pendidikan, akademisi, dan pengamat birokrasi memberikan pandangan yang positif. Mereka menilai bahwa Husnul Hatimah memiliki kompetensi dan rekam jejak yang sesuai dengan tuntutan jabatan tersebut.

“Beliau sudah cukup lama terlibat dalam kebijakan strategis di tingkat provinsi. Kemampuannya dalam merancang dan mengimplementasikan kebijakan yang berorientasi pada masyarakat sangat baik. Saya pikir, beliau punya potensi besar untuk memimpin Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,” ujar seorang akademisi dari Universitas Lambung Mangkurat yang enggan disebutkan namanya.

Dukungan ini tidak lepas dari kemampuan komunikasi beliau yang baik serta pendekatannya yang humanis. Banyak kepala sekolah dan guru yang merasa lebih mudah berinteraksi dan menyampaikan aspirasi ketika berurusan dengan beliau.

Proses dan Etika Penunjukan Jabatan

          Meskipun peluang Husnul Hatimah terlihat cerah, namun proses penunjukan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tentu harus melalui prosedur yang sesuai dengan ketentuan. Penilaian kinerja, seleksi terbuka, dan pertimbangan politik adalah bagian dari dinamika birokrasi yang harus dilalui.

         Namun, yang tak kalah penting dari semua itu adalah etika dan integritas dalam proses penunjukan tersebut. Sosok seperti Husnul Hatimah yang telah menunjukkan dedikasi dan kontribusi nyata dalam dunia pendidikan patut diberikan ruang untuk menunjukkan kemampuannya di posisi yang lebih strategis.

Menakar Peluang: Realistis tapi Optimis

          Jika melihat dari semua indikator yang ada—mulai dari pengalaman birokrasi, visi pendidikan, kapasitas manajerial, hingga dukungan moral dari berbagai kalangan—Husnul Hatimah memiliki peluang yang cukup besar untuk dipercaya mengemban amanah sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan.

         Namun tentu, peluang tersebut juga harus dibarengi dengan kesiapan dan komitmen beliau untuk menjalankan tugas dengan sepenuh hati. Dunia pendidikan tidak hanya membutuhkan pemimpin yang pintar, tetapi juga yang memiliki ketulusan dan keberanian untuk melakukan reformasi dan inovasi.

Penutup: Masa Depan Pendidikan di Tangan yang Tepat

         Ketika dunia terus berubah dengan cepat dan kompleksitas tantangan semakin besar, sektor pendidikan membutuhkan pemimpin yang bukan hanya paham birokrasi, tetapi juga mengerti dunia peserta didik. Figur seperti Husnul Hatimah yang telah menunjukkan kapasitas, empati, dan integritas, patut dipertimbangkan sebagai bagian dari upaya menciptakan tata kelola pendidikan yang lebih baik di Kalimantan Selatan.

Acara Pengukuhan dan Pelepasan Siswa SMK YPT Banjarmasin pada 10 Mei 2025 bukan sekadar seremoni tahunan. Dalam momen itulah kita melihat secercah harapan tentang masa depan pendidikan yang lebih cerah, apabila berada di tangan pemimpin yang tepat—pemimpin yang tahu ke mana arah pendidikan harus dibawa, dan bagaimana membawa semua pihak untuk turut serta membangun peradaban melalui dunia pendidikan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *