DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN: OPTIMALKAN DIGITALISASI PENDIDIKAN DAN PENGUATAN SDM DI ERA ASTACITA.
Banjarbaru, SP, Selasa 14 Januari 2025, Berkesempatan menggali pikiran dan pandangan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov.Kalimantan Selatan, Muhammadun A.KS, M.I.Kom.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan terus bergerak dinamis dalam menghadapi tantangan dunia pendidikan di era pascapandemi COVID-19. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Selatan, Muhammadun , dalam wawancara eksklusif, memaparkan berbagai upaya strategis yang telah dilakukan dinas pendidikan dan Kebudayaan Prov.Kalsel untuk menyelaraskan pembangunan sumber daya manusia (SDM) dengan program prioritas nasional, khususnya Program Astacita Presiden Prabowo Subianto.
Hikmah COVID-19: Lompatan Besar Digitalisasi Pendidikan
Pandemi COVID-19 telah menjadi titik balik dalam percepatan penggunaan teknologi informasi di sektor pendidikan. Muhammadun, menyoroti bagaimana pandemi memaksa pendidik, peserta didik, dan orang tua untuk beradaptasi dengan pembelajaran berbasis teknologi digital. “Meskipun pandemi membawa banyak dampak negatif, kita dapat mengambil hikmah berupa percepatan transformasi digital dalam pendidikan. Penggunaan aplikasi belajar daring, platform e-learning, dan media digital lainnya kini menjadi bagian integral dari proses pembelajaran,” ujar Muhammadun.
Namun, ia juga mengakui bahwa penerapan digitalisasi pendidikan tidak berjalan tanpa hambatan, terutama di daerah terpencil. “Kalimantan Selatan memiliki tantangan geografis yang cukup berat, terutama di daerah pedalaman dan terpencil. Masih banyak sekolah yang sulit mengakses jaringan internet, sehingga pelaksanaan pembelajaran digital belum sepenuhnya merata,” tambahnya.
Hambatan di Daerah Terpencil
Minimnya infrastruktur telekomunikasi dan akses listrik menjadi hambatan utama dalam penerapan pembelajaran digital di sejumlah daerah. Menurut Muhammadun, kondisi ini memerlukan perhatian khusus dari pemerintah daerah dan pusat. “Ada sekolah-sekolah yang bahkan belum memiliki komputer atau perangkat digital yang memadai. Ditambah lagi, tenaga pendidik di daerah tersebut juga memerlukan pelatihan khusus untuk menguasai teknologi informasi,” jelasnya. Untuk mengatasi kendala ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan sejumlah langkah strategis. Di antaranya adalah:
Program Bantuan Perangkat Digital: Penyediaan laptop, komputer, dan perangkat teknologi lainnya untuk SMA, SMK, dan SLB di daerah terpencil.
Peningkatan Kapasitas Guru: Pelatihan intensif bagi guru untuk meningkatkan literasi digital mereka.
Kerja Sama dengan Swasta: Kolaborasi dengan perusahaan telekomunikasi untuk memperluas jaringan internet di wilayah pedalaman.
Sinkronisasi dengan Program Astacita Presiden Prabowo
Sebagai bagian dari upaya membangun SDM unggul, Dinas Pendidikan Kalimantan Selatan telah menyelaraskan program-programnya dengan visi besar Presiden Prabowo Subianto yang tertuang dalam Program Astacita. Program ini menekankan penguatan SDM sebagai pilar utama pembangunan bangsa.
“Program Astacita Presiden sangat relevan dengan kebutuhan kita di Kalimantan Selatan. Dengan fokus pada pendidikan vokasi, pengembangan karakter, dan peningkatan kompetensi tenaga pendidik, kita yakin dapat mencetak generasi yang kompetitif dan berdaya saing global,” tegas Muhammadun.
Ia juga menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mendukung keberhasilan program ini. “Tidak mungkin kita bergerak sendiri. Perlu ada sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor swasta, dan masyarakat untuk mendukung penguatan SDM,” imbuhnya.
Program Prioritas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2025.
Tahun 2025, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Selatan telah menetapkan sejumlah program prioritas yang sejalan dengan visi Astacita Presiden. Program-program tersebut meliputi:
Penguatan Pendidikan Vokasi:
-Meningkatkan jumlah dan kualitas SMK yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
-Mengadakan kerja sama dengan industri untuk mendukung pembelajaran berbasis praktik.
Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan:
-Membangun dan memperbaiki infrastruktur pendidikan di daerah terpencil.
-Menyediakan beasiswa bagi siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu.
Transformasi Digital Pendidikan:
-Pengembangan platform pembelajaran daring lokal yang ramah bagi siswa di daerah minim jaringan.
-Pelatihan teknologi informasi untuk guru dan tenaga kependidikan.
Pendidikan Karakter dan Kebudayaan:
-Memperkuat nilai-nilai kearifan lokal dalam kurikulum pendidikan.
-Mengadakan lomba budaya dan seni untuk melestarikan tradisi Kalimantan Selatan.
Penguatan Kolaborasi dengan Sektor Swasta:
-Mengundang perusahaan besar untuk berinvestasi dalam program pendidikan dan pelatihan.
-Membangun pusat pelatihan keterampilan kerja untuk siswa SMK.
Tantangan dan Harapan.
Muhammadun menyadari bahwa pelaksanaan program-program ini bukan tanpa tantangan. Selain kendala infrastruktur, masalah klasik seperti keterbatasan anggaran dan resistensi terhadap perubahan masih menjadi penghalang. Namun, ia optimis bahwa dengan kerja sama dan komitmen semua pihak, tantangan tersebut dapat diatasi.
“Kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa anak-anak Kalimantan Selatan mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas. Pendidikan adalah investasi jangka panjang, dan saya yakin dengan kolaborasi yang solid, kita dapat mewujudkan visi besar ini,” pungkasnya.
Melalui berbagai langkah strategis ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Selatan berharap dapat menciptakan generasi penerus yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh menghadapi berbagai tantangan zaman. Dengan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, masa depan pendidikan di Kalimantan Selatan diharapkan semakin cerah. ujar Muhammadun saat menutup sesi wawancara tersebut.