Sejam bersama Kepala Seksi Kesiswaan dan Peserta Didik SMA, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Prov. Kalsel. (Kartini, MM).

Rabu, 8 Januari 2025, Redaksi berkesempatan bertemu dengan Ibu Kartini, MM selaku kasi Kesiswaan dan Peserta didik SMA Disdikbud Prov. Kalsel untuk menanyakan berbagai hal dan dalam wawancara tersebut, beliau menyampaikan beberapa poin penting yang berkaitan dengan SMA “Harapan dan Tantangan dalam dunia pendidikan”.
Ibu Kartini menyampaikan bahwa Persoalan ini memang sudah menjadi perhatian kami. Banyak siswa SMA di Kalimantan Selatan sebenarnya memiliki potensi akademik yang sangat baik untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Namun, kendala finansial sering kali menjadi hambatan utama. Bagi sebagian besar keluarga, membiayai pendidikan tinggi anak-anak mereka bukanlah hal yang mudah, terutama di daerah pedesaan atau keluarga dengan penghasilan menengah ke bawah;
Program dan kebijakan Dinas Pendidikan untuk peserta didik (SMA)
Pemerintah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sudah berupaya memberikan berbagai solusi. Kami memiliki program beasiswa, baik dari pemerintah pusat seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah maupun beasiswa daerah. Namun, jumlah penerima beasiswa ini masih terbatas dibandingkan dengan jumlah siswa yang membutuhkan bantuan. Sebagai langkah tambahan, pemerintah juga bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi untuk menyediakan jalur khusus atau potongan biaya bagi siswa berprestasi yang berasal dari keluarga kurang mampu. Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan akses pendidikan yang lebih luas dan membantu siswa yang memiliki potensi tetapi terkendala secara ekonomi. Selain finansial, kurangnya informasi tentang jalur masuk perguruan tinggi dan pilihan program studi juga menjadi tantangan. Banyak siswa, terutama yang berasal dari daerah terpencil, tidak memiliki akses yang memadai untuk mendapatkan informasi terkait seleksi masuk perguruan tinggi, peluang beasiswa, atau prospek kerja dari program studi tertentu. Hal ini kadang membuat mereka ragu untuk melanjutkan pendidikan, “ Ujar Kasi Kesiswaan dan Peserta Didik SMA Disdikbud Prov. Kalsel.
Lebih lanjut, beberapa siswa SMA ingin langsung bekerja setelah tamat. Kemudian, ada perbedaan signifikan bahwa SMA tidak memiliki kurikulum berbasis keterampilan seperti SMK. Untuk menyikapi persoalan yang cukup serius itu maka ada beberapa solusi yang ditawarkan, mengingat perbedaan SMA dengan SMK yang mempersiapkan siswa dengan kompetensi khusus di bidang tertentu, SMA lebih berorientasi pada persiapan akademik untuk pendidikan tinggi. Siswa SMA yang ingin langsung bekerja sering kali tidak memiliki keterampilan teknis yang dibutuhkan di dunia kerja. Ini tentu menjadi tantangan bagi mereka dan juga pemerintah.
Solusi yang diberikan.
Solusi untuk masalah ini memerlukan kolaborasi berbagai pihak; Pertama, pemerintah bisa memperluas akses pelatihan keterampilan tambahan bagi siswa SMA, misalnya melalui program magang atau kursus singkat yang bekerja sama dengan lembaga pelatihan. Kedua, pihak sekolah juga dapat mulai memasukkan program soft skill dan pengenalan dunia kerja ke dalam kegiatan ekstrakurikuler.Selain itu, perusahaan-perusahaan di Kalimantan Selatan yang memiliki dana Corporate Social Responsibility (CSR) bisa ikut berperan. Mereka dapat membantu melalui program beasiswa, pelatihan kerja, atau menyediakan peluang magang bagi siswa SMA. Dengan cara ini, siswa SMA tidak hanya memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan tinggi tetapi juga memiliki keterampilan dasar yang cukup jika harus langsung bekerja.
Upaya melibatkan perusahaan dalam membantu siswa SMA di Kalimantan Selatan.
Menurut beliau, Upaya melibatkan perusahaan dalam membantu siswa SMA di Kalimantan Selatan merupakan langkah strategis untuk mendukung pendidikan di daerah tersebut, terutama bagi siswa yang memerlukan bantuan finansial atau sarana pendidikan yang memadai. Pemerintah daerah, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, dapat menjalin kemitraan dengan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di wilayah Kalimantan Selatan, baik dari sektor pertambangan, perkebunan, energi, maupun sektor lainnya. Saat ini, kami masih dalam tahap mendorong dan menjalin komunikasi dengan perusahaan. Ada beberapa perusahaan besar yang sudah menunjukkan kepeduliannya, misalnya dengan menyediakan beasiswa atau pelatihan kerja. Namun, kami berharap kontribusi ini bisa lebih diperluas dan terstruktur. Misalnya, perusahaan bisa menyediakan program mentoring, pelatihan kewirausahaan, atau dukungan fasilitas untuk sekolah-sekolah yang membutuhkan.
Respons sekolah dan siswa terhadap tantangan ini? Apakah mereka optimis dengan peluang yang ada?
“Sebagian besar sekolah dan siswa sebenarnya sangat antusias dan ingin terus maju. Namun, mereka membutuhkan dukungan lebih dari berbagai pihak. Pihak sekolah sendiri sudah banyak yang berinisiatif mengadakan seminar karier, bimbingan belajar untuk persiapan masuk perguruan tinggi, dan pelatihan kewirausahaan. Dari sisi siswa, mereka sangat ingin maju, tetapi lagi-lagi, keterbatasan finansial dan informasi sering membuat mereka ragu,” katanya.
Selain itu, harapan saya terhadap pemerintah pusat, daerah, maupun sektor swasta dalam mengatasi persoalan ini,tentu agar ada sinergi yang lebih kuat antara pemerintah pusat, daerah, dan sektor swasta. Pemerintah pusat dan daerah perlu terus meningkatkan anggaran untuk pendidikan, termasuk beasiswa dan program pelatihan kerja. Sementara itu, sektor swasta dapat memainkan peran yang sangat penting melalui CSR mereka.Saya juga berharap ada pendekatan berbasis komunitas, misalnya melibatkan alumni SMA yang telah sukses untuk kembali ke sekolah mereka dan memberikan motivasi atau dukungan finansial. Ini bisa menjadi inspirasi bagi siswa lainnya.
Cerita sukses dari siswa SMA di Kalimantan Selatan yang bisa menjadi contoh bagi siswa lain.
Ada beberapa siswa dari keluarga kurang mampu yang berhasil melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi berkat beasiswa. Bahkan, beberapa di antaranya sudah berhasil meraih gelar sarjana dan bekerja di perusahaan besar. Kisah seperti ini membuktikan bahwa kendala finansial bukanlah penghalang mutlak, asalkan ada kemauan keras dan dukungan dari lingkungan sekitar. Pesan saya, jangan pernah menyerah pada keadaan. Setiap siswa memiliki potensi dan peluang untuk sukses. Manfaatkan setiap kesempatan yang ada, baik itu beasiswa, pelatihan, atau program bantuan lainnya. Jangan ragu untuk bertanya dan mencari informasi. Sementara itu, kepada masyarakat dan pihak lain, mari kita bersama-sama membantu generasi muda kita agar mereka bisa meraih masa depan yang lebih baik.
Jurnalis SP.