STRATEGI MEMBANGUN KEMITRAAN SMK DI NEGARA ASEAN
BAGAIMANA MEMBANGUN KEMITRAAN SMK DI NEGARA ASEAN

6 STRATEGI MEMBANGUN KEMITRAAN SMK DI NEGARA ASEAN
Oleh : Dr.Drs.H. Syahrir,MM (Kepala SMKN 5 Banjarmasin)
Dalam tulisan ini saya mencoba berbagi secara singkat pengalaman yang selama ini saya lakukan terkait strategi membangun kemitraan antara SMK di Negara ASEAN. Dalam Perjalanan bermitra dengan Negara ASEAN, Paling tidak ada 6 strategi yang harus diperhatikan bagi SMK yang ingin menjalin Kemitraan dengan Negara ASEAN tersebut:
1. Apa Manfaat Membangun Kemitraan tersebut;
Sebelum melakukan kemitraan dengan Negara ASEAN, perlu diketahui apa manfaat membangun kemitraan tersebut. Adapun manfaat membangun Kemitraan dengan Negara ASEAN diantaranya : Mengembangkan wawasan, Memperluas dan mempererat jaringan dan orang-orang didalamnya, Membantu memecahkan masalah, Belajar satu sama lain, Meningkatkan Moral staf dan siswa, Membangun Sinergi, Meningkatkan mutu dan efesiensi; (sumber daya, pendidikan dan pengajar, dan lulusan), Memasarkan Lulusan
2. Apa Wahana membangun Kemitraan di ASEAN;
Wahana untuk membangun Kemitraan SMK di ASEAN, dapat memanfaatkan :
a. SEAMEO; (SEAMEO Secretariat: SEA-TVET Consortium, SEAMEO VOCTECH, SEAMEO TED, SEAMEO Centres Indonesia.
b. ASEAN (ASEAN TVET Council).
Kegiatan yang bisa dilakukan melalui SEA-TVET Consortium’s dengan kegiatan utama adalah: (Students Exchange, Staff Exchange, Industrial Attachment, Sharing Expertice and Resources, Research Collaboration)
3. Apa Saja Kegiatan Kemitraan Tersebut:
Kegiatan Kemitraan antara SMK dengan Mitra di Negara ASEAN dapat dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu:
a. Tingkat rendah/ringan : Kunjungan, Penandatanganan MoU atau MoA
b. Sedang/menengah : Pertukaran siswa, Pertukaran Guru atau Staff, Pengajar Tamu.
c. Lanjut/tinggi : ( Kerjasama dalam penelitian atau kajian kurikulum, Penempatan siswa untuk praktek industri/PKL di Industri pasangan, Program martikulasi dan pengakuan kredit/Ijazah, Sandwich Programme, Berbagi “good practices”
4. Apa Startegi Membangun Kemitraan:
Staregi untuk membangun kemitraan : ( Memilih Mitra, Merancang dan menentukan kegiatan Kerjasama, Melakukan Kemitraan, Melanggengkan Kemitraan).
a. Memilih Mitra, Dalam memilih mitra perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
– Kesepadanan tingkat dan jurusan/bidang Studi.
– Memilih Mitra dari negara yang “Memungkinkan” kerjasama: visa,biaya, komunikasi.
– Mengkaji dan mempertimbangkan pelajaran atau pengalaman atau manfaat apa yang akan diperoleh dari kerjasama ini.
– Mencermati, adakah sejarah kerjasama calon institusi ini, komitmennya dan kemitraannya.
– Bisa Di Check anggota SEAT-TVET consortium.
b. Merancang dan menentukan kegiatan kerjasama;
– Mendiskusikan tim disekolah terkait bidang kerjasama apa yang dibutuhkan.
– Mengkomunikasikan rancangan kerjasama dengan calon mitra.
– Menentukan jenis kerjasama yang dapat dilakukan.
– Menjadualkan kegiatan dengan berkonsultasi dengan Mitra.
c. Melaksanakan Kemitraan. ( Dilaksanakan sesuai kesepakatan dan mendiskusikan kembali ketika ada perubahan)
d. Melanggengkan Kerja sama.
– Kerjasama atau kemitraan dapat berkesinambungan kalau kedua belah pihak merasakan manfaatnya, seperti meningkatkan citra, kualitas, kesempatan kerja lulusan, kualitas pengajar, atau manajemen. Untuk itu perlu ada common goals, interdependency, parity (kesetaraan) yang bersifat sukarela (Voluntary).
– Adanya dialog dan keterbukaan kedua belah pihak. Perlu ditunjuk seseorang untuk menjadi “Contact person” dengan pasangan tertentu yang terus melakukan dialog.
– Mengevaluasi intensitas kerja sama yang sama-sama disepakati: tidak terlalu padat dan tidak kosong. jangan monopoli yang menyebabkan pasangan merasa dibatasi geraknya.
– Membuat perjanjian yang berbatas: 2-3 tahun. Biar ada jalan keluar seandainya keduanya sudah tidak ingin melanjutkan kerjasama.
– Tingkatkan hubungan ke level “Personal” dengan membuat kenangan baik yang membekas.
5. Tantangan:
– COVID 19: travel restriction yang mana kunjungan sulit dilaksanakan sehingga perlu dialihkan ke kegiatan yang dapat dilakukan online.
– Aturan Visa masuk yang berbeda-beda di negara anggota ASEAN. Perlu difahami dan didiskusikan dengan pasangan kalau akan mengadakan kunjungan.
– Perbedaan bahasa dan budaya. Perlu diberi orientasi kepada peserta tentang bahasa dan budaya negara atau institusi mitra.
– Sistem pendidikan dan jenis program yang berbeda dinegara anggota ASEAN. Perlu dikaji kesesuaian program dan tingkatannya.
– Perlu upaya yang berkesinambungan yang memerlukan sumber daya. Unit kerja sama perlu ada dan diperkuat.
6. Langkah Ke depan:
– Pendidikan kejuruan/vokasi harus selalu tanggap dan responsif terhadap kebutuhan industri sehingga perlu dijaga kualitas dan relevansinya.
– Penyelengaaran pendidikan kejuruan/Vokasi perlu sumber daya yang tinggi sehingga perlu bersinergi dengan mitra baik itu di sekolah atau industri, baik dalam negeri maupun luar negeri.
– Pendidikan ini perlu dikelola manajemen yang berwawasan dan berkemitraan, termasuk melihat “good practices” dan mampu menjalin kerjasama baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Demikian Pengalaman yang selama ini dilaksanakan, semoga bermanfaat, pengalaman ini juga bisa diterapkan untuk mencari mitra DU/DI di dalam Negeri, sehingga keberadaan SMK di indonesia bisa mendapat dukungan penuh dari Industri.