PendidikanTechnology

Apakah Guru Penggerak sudah Layak Menjadi Kepala Sekolah?

(Menyorot Statemen Mendikdasmen) Oleh: Dr.Drs.H.Syahrir,MM (Kepala SMKN 5 Banjarmasin)

Di tengah upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, program Guru Penggerak yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjadi salah satu program yang cukup mencuri perhatian. Program ini bertujuan untuk mencetak guru-guru dengan kompetensi tinggi yang mampu membawa perubahan dan menggerakkan komunitas pendidikan di sekolah. Seiring dengan perkembangan program ini, muncul pertanyaan mengenai apakah seorang Guru Penggerak sudah layak untuk diangkat menjadi kepala sekolah. Pertanyaan ini tentu saja tidak hanya berkaitan dengan kualifikasi dan kompetensi, tetapi juga dengan tantangan-tantangan yang mungkin dihadapi oleh seorang Guru Penggerak yang belum memiliki pengalaman sebagai kepala sekolah.

Apa Itu Guru Penggerak?

                Sebelum membahas lebih lanjut mengenai pertanyaan tersebut, penting untuk memahami terlebih dahulu apa itu Guru Penggerak. Guru Penggerak adalah seorang guru yang telah menjalani pendidikan dan pelatihan khusus dalam program yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek. Program ini bertujuan untuk membekali guru dengan kemampuan kepemimpinan, keterampilan dalam mengelola pembelajaran, serta kemampuan untuk mendorong perubahan positif di lingkungan sekolah. Seorang Guru Penggerak diharapkan tidak hanya menjadi pengajar yang kompeten, tetapi juga seorang pemimpin yang mampu menginspirasi dan memotivasi rekan-rekan guru, siswa, serta masyarakat sekolah.(apakah ini sudah dilakukan oleh Guru Penggerak yang sudah mendapatkan sertifikasi pelatihan?, bisa kita tanya kepala sekolah masing-masing satuan pendidikan)

                Program ini lebih menekankan pada kemampuan dalam membangun budaya sekolah yang inklusif, memimpin perubahan berbasis data, dan menumbuhkan kolaborasi antar-guru dan warga sekolah. Meskipun demikian, hal yang perlu diingat adalah bahwa menjadi seorang Guru Penggerak tidak otomatis berarti seseorang memiliki keterampilan yang sama dengan kepala sekolah. Kepala sekolah memiliki tanggung jawab yang sangat besar dalam mengelola seluruh aspek manajerial, administratif, serta pengembangan kurikulum dan pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan secara matang apakah seorang Guru Penggerak sudah cukup siap untuk mengemban tugas sebagai kepala sekolah.

Hambatan yang Dihadapi Guru Penggerak yang Belum Berpengalaman Sebagai Kepala Sekolah

1. Keterbatasan Pengalaman Manajerial

                Salah satu hambatan utama yang  dihadapi oleh seorang Guru Penggerak yang diangkat menjadi kepala sekolah adalah keterbatasan pengalaman manajerial. Seorang kepala sekolah tidak hanya bertugas mengelola pembelajaran, tetapi juga harus mengatur aspek administratif, keuangan, hubungan dengan orang tua, serta pengembangan profesional bagi guru-guru di sekolah. Semua tugas ini membutuhkan pengalaman yang luas dan keterampilan manajerial yang kuat.

                Meskipun Guru Penggerak memiliki keahlian dalam pengelolaan pembelajaran dan kepemimpinan pendidikan, mereka  belum memiliki pengalaman yang cukup dalam menangani masalah manajerial sehari-hari, seperti pengelolaan anggaran, sumber daya manusia, dan koordinasi antara berbagai pihak (dinas pendidikan, orang tua, masyarakat, dan lembaga terkait lainnya). Sebagai seorang kepala sekolah, keterampilan ini sangat diperlukan untuk memastikan kelancaran operasional sekolah dan pencapaian tujuan pendidikan.

2. Keterampilan Kepemimpinan yang Berbeda

                Seorang Guru Penggerak memang telah dilatih untuk menjadi pemimpin di dalam kelas, tetapi peran kepala sekolah memiliki dimensi kepemimpinan yang jauh lebih luas. Kepala sekolah harus mampu menjadi visioner yang dapat mengarahkan seluruh warga sekolah untuk mencapai visi dan misi pendidikan yang telah ditetapkan. Kepala sekolah juga harus memiliki kemampuan untuk mengelola perubahan, memecahkan masalah yang kompleks, serta membangun hubungan baik dengan berbagai pihak, termasuk dewan guru, staf administrasi, orang tua, serta masyarakat sekitar.

                Tantangan terbesar adalah bagaimana seorang Guru Penggerak dapat mengadaptasi keterampilan kepemimpinan di dalam kelas untuk dapat diterapkan dalam pengelolaan tim yang lebih besar dan lebih beragam. Dalam posisi kepala sekolah, kemampuan mengelola konflik antara guru atau staf, serta kemampuan untuk memotivasi dan menginspirasi orang lain menjadi hal yang sangat penting. Tanpa pengalaman sebelumnya dalam memimpin sebuah institusi yang besar, seorang Guru Penggerak akan merasa kesulitan dalam menghadapi berbagai situasi yang tidak terduga.

3. Tekanan dan Beban Kerja yang Lebih Berat

                Kepala sekolah memegang tanggung jawab yang sangat besar. Selain harus memastikan kualitas pembelajaran, mereka juga harus memastikan kesejahteraan guru dan staf, mengelola anggaran, merencanakan program-program sekolah, serta menjalin hubungan dengan pihak luar seperti dinas pendidikan dan masyarakat. Beban kerja ini sangat berat, dan bagi seorang Guru Penggerak yang belum memiliki pengalaman sebagai kepala sekolah, tekanan ini bisa sangat menguras energi dan fokus.

                Peran kepala sekolah juga sering kali melibatkan pengambilan keputusan yang berdampak luas, mulai dari keputusan kebijakan sekolah hingga pengelolaan sumber daya yang ada. Seorang Guru Penggerak yang tidak terbiasa dengan hal ini akan merasa kesulitan untuk mengelola beban tersebut, terlebih jika mereka tidak dibekali dengan pengetahuan yang cukup mengenai aspek-aspek manajerial dan administratif.

4. Pengelolaan Sumber Daya Manusia

                Kepala sekolah adalah seorang pemimpin yang harus mampu mengelola dan mengembangkan potensi guru serta staf administrasi di sekolah. Sebagai seorang Guru Penggerak, seseorang mungkin sudah terbiasa bekerja secara individual atau dalam tim kecil. Namun, dalam kapasitasnya sebagai kepala sekolah, mereka harus mampu membangun tim yang solid, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan anggota tim, serta mengelola konflik yang mungkin terjadi di antara rekan-rekan kerja.

                Tanpa pengalaman yang cukup dalam mengelola sumber daya manusia (SDM), seorang Guru Penggerak  akan menghadapi kesulitan dalam memberikan arahan yang jelas dan efektif, serta membuat keputusan yang adil bagi semua pihak di sekolah. Pengelolaan SDM yang baik sangat penting untuk menciptakan iklim kerja yang produktif dan harmonis, serta memastikan bahwa seluruh guru dan staf memiliki kesempatan untuk berkembang.

Kualifikasi yang Diperlukan untuk Menjadi Kepala Sekolah

                Meskipun program Guru Penggerak bertujuan untuk mencetak guru-guru yang kompeten dalam bidang kepemimpinan pendidikan, pencapaian tujuan tersebut tidak otomatis menjadikan mereka siap untuk langsung mengemban posisi kepala sekolah. Seorang kepala sekolah membutuhkan kualifikasi tambahan, seperti pemahaman yang mendalam tentang manajemen pendidikan, kepemimpinan organisasi, serta kemampuan untuk membuat kebijakan yang efektif bagi sekolah. Oleh karena itu, seorang Guru Penggerak yang ingin menjadi kepala sekolah sebaiknya memperoleh pelatihan lanjutan dalam bidang manajerial dan kepemimpinan, serta diberi kesempatan untuk mengikuti magang atau pendampingan dari kepala sekolah yang berpengalaman.

                Selain itu, pengalaman lapangan dalam mengelola sekolah atau organisasi pendidikan juga sangat diperlukan. Dalam banyak kasus, kepala sekolah yang sukses adalah mereka yang telah melalui berbagai peran dan pengalaman di dunia pendidikan sebelum akhirnya menduduki posisi tersebut. Oleh karena itu, meskipun Guru Penggerak memiliki kompetensi yang sangat baik dalam pembelajaran dan kepemimpinan kelas, mereka  perlu waktu untuk memperoleh pengalaman yang lebih luas dan mendalam mengenai manajemen sekolah secara keseluruhan.

Kesimpulan                

Meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia tidak hanya membutuhkan guru-guru yang kompeten, tetapi juga pemimpin yang handal di setiap sekolah. Program Guru Penggerak memiliki potensi besar untuk menghasilkan pemimpin-pemimpin pendidikan yang visioner. Namun, tantangan yang dihadapi oleh Guru Penggerak yang diangkat menjadi kepala sekolah cukup besar, terutama terkait dengan keterbatasan pengalaman manajerial dan kepemimpinan organisasi. Oleh karena itu, sebelum seorang Guru Penggerak diangkat menjadi kepala sekolah, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan akan pelatihan lanjutan dan pendampingan dari kepala sekolah berpengalaman. Dengan demikian, diharapkan mereka dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan membawa perubahan positif bagi sekolah yang dipimpinnya. Sejalan dengan pemikiran ini,Mendikdasmen Prof.Mu,ti secara jelas mengatakan bahwa Guru Penggerak tidak mesti harus diangkat menjadi kepala Sekolah karena untuk menduduki jabatan Kepala Sekolah dengan tantangan yang mereka akan hadapi dari pelatihan CGP (Calon Guru Penggerak) dipandang belumlah cukup untuk kompetensi tersebut, tetapi mesti berjenjang bahwa Calon Kepala sekolah pernah menduduki jabatan disekolah misalnya, pernah menjadi wakil kepala sekolah,pernah menjadi kepala Program keahlian, kepala bengkel,Koordinator Pembina Osis ataupun jabatan lainnya secara berjenjang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *